Sifat koligatif larutan adalahsifat
larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi
tidak bergantung pada jenis zat
terlarutnya. Sifat koligatif larutan meliputi empat
sifat, yaitu :
v penurunan
tekanan uap,
v kenaikan titik didih,
v penurunan titik beku, dan
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Dalam bab
ini akan dibahas sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit serta
penggunaan sifat koligatif untuk menentukan massa molekul relatif (Mr)
suatu zat, serta penggunaan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
sebelumnya akan dibahas tentang molalitas dan fraksi mol.
1.1 Konsentrasi
Larutan
Konsentrasi larutan
yang dipelajari dalam bab ini adalah molalitas dan fraksi
mol,
sedangkan molaritas sudah dibahas di kelas XI.
A. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan
jumlah mol zat terlarut di dalam setiap 1 kg (1.000
gram) pelarut.
Molalitas dapat
dirumuskan: mana rumusnya...?
(1.1)
dengan: m =
molalitas
n = mol zat
terlarut
p = massa
zat pelarut (gram)
Bila g gram
zat terlarut dilarutkan dalam p gram zat pelarut dengan massa
rumus relatif (Mr),
maka molalitas dapat juga dirumuskan menjadi:
(1.2)
dengan: g =
massa zat terlarut (gram)
p = massa
zat pelarut (gram)
Mr = massa
rumus zat terlarut
C o n t o h 1.1
1. Sebanyak 1,8 gram
glukosa, C6H12O6 dilarutkan ke dalam 100 gram air (Ar C =12,
H = 1, O = 16).
Tentukan molalitas larutan glukosa tersebut!
Jawab: caranya ?
Jadi, molalitas
C6H12O6 = 0,1 m.
2. Tentukan banyaknya
(gram) NaOH yang harus dilarutkan dalam 1 liter air (air =
1,00 g/mL) agar
diperoleh NaOH 0,25 m.
Jawab:
1 L air = 1.000 mL =
1.000 g (karen air = 1,00 g/mL)
mNaOH
0,25
0,25
g = 10 gram
Jadi, banyaknya NaOH
yang diperlukan adalah 10 gram.
3. Tentukan berapa mL
volume air yang diperlukan untuk melarutkan 4,9 gram H2SO4 yang konsentrasinya
0,25 M (Ar H = 1; S = 32; O =16)!
Jawab:
m
0,25
p = 20 gram
(20 mL)
Jadi, volume air = 20
mL.
Kristal NaOH dan KOH
dengan massa yang sama dilarutkan dalam sejumlah pelarut
yang sama pula. Bila Ar
K = 39 dan Na = 23, manakah larutan yang memiliki molalitas
lebih tinggi dari
kedua larutan tersebut?
B. Fraksi Mol (x)
Fraksi mol menyatakan
perbandingan mol suatu zat dengan jumlah mol campuran. Misal a mol zat p
dicampurkan dengan b mol zat q, maka:
(1.3)
(1.4)
xp + xq =
1 (1.5)
Latihan 1.1
1. Sebanyak 90 gram
glukosa, C6H12O6 dilarutkan dalam 360 mL air (Ar C = 12, H = 1, O = 16).
Tentukan fraksi mol masing-masing zat!
Jawa :
= = 0,5 mol
nair = = 20
ol
= = =
= 1 – =
2. Fraksi mol urea,
CO(NH2)2 di dalam air adalah 0,4. Tentukan berapa massa urea dan
air yang terdapat
dalam campuran tersebut?
Jawab:
xurea = 0,4 =
Berarti nurea =
4 mol
nair = 10 – 4 =
6 mol
massa urea = 4 × 60 =
240 gram
massa air = 6 × 18 =
108 gram
3. Berapa fraksi mol
46 gram toluena (C7H8) dan 117 gram benzena (C6H6) dalam larutan?
(Ar C = 12, H
= 1)
Ja wab:
= = 0 5 mol = = 1 5
mo
= =
= 1 – =
Bila a mol HCl
dilarutkan dalam b mol air, kemudian kedua campuran tersebut
ditambahkan sejumlah
air, bagaimana perubahan fraksi mol dari kedua zat tersebut?
1.2 Pengertian Sifat
Koligatif Larutan
Kalau kita
melarutkan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut murni, maka
kemungkinan besar
akan terjadi hal-hal sebagai berikut.
1. Pada larutan akan
lebih sukar menguap jika dibandingkan pelarut murninya
C o n t o h 1.2
Latihan 1.2
karena pada larutan
mengalami penurunan tekanan uap akibat adanya partikel
terlarut.
2. Jika dididihkan,
larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi jika
dibandingak pelarut
murninya. Akibat adanya partikel terlarut akan terjadi
kenaikan titik didih.
3. Jika dibekukan,
larutan akan membeku pada suhu yang lebih kecil atau
dibawah suhu membeku
pelarut murniya. Akibat adanya partikel terlarut akan
terjadi penurunan
titik beku.
4. Jika larutan
dihubungkan dengan pelarut murninya melewati membran semipermiabel,
maka larutan akan
mengalami volume akibat tekanan osmotik.
Besarnya perubahan
keempat sifat tersebut bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut dalam
larutan. Sifat yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan tidak
bergantung pada jenis zat terlarut disebut sifat koligatif larutan.
1.3 Sifat Koligatif
Larutan Nonelektrolit
A. Penurunan Tekanan
Uap Jenuh (P)
Bila kita
mengamati pada peristiwa pe-nguapan, ketika partikel-partikel zat cair
meninggalkan kelompoknya. Bila zat cair disimpan dalam ruang tertutup yang
hampa udara, maka sebagian dari partikel-partikel zat cair akan menguap,
sedangkan zat cair yang telah menjadi uap akan kembali menjadi zat
cair (mengembun).
Tekanan uap yang ditimbulkan pada saat tercapai kondisi kesetimbangan dinamakan
tekanan uap jenuh.
Dari hasil pengukuran
data-data eksperimen ternyata diketahui bahwa tekanan uap jenuh larutan lebih
rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni, mengapa?
Dalam suatu larutan,
partikel-partikel zat terlarut
akan menghalangi
gerak molekul-molekul pelarut untuk berubah menjadi bentuk gas (uap)(ada interaksi
molekul antra zat terlarut dengan pelarutnya). Oleh karena itu tekanan uap
jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni. Makin
lemah gaya tarik-menarik molekul-molekul zat cair, makin mudah zat cair
tersebut menguap, maka makin besar pula tekanan uap jenuhnya. Selisih antara
tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan
tekanan uap jenuh.
P = P°
– P (1.6)
Pengaruh konsentrasi
zat terlarut terhadap penurunan tekanan uap jenuh dapat
dijelaskan dengan hukum
Rault sebagai berikut.
P = xpelarut
·P° (1.7)
Dari persamaan (1.6)
dan (1.7) dapat kita turunkan suatu rumus untuk menghitung
penurunan tekanan uap
jenuh, yaitu:
P = P°
– P
= P° – (xpelarut
·P°)
= P° (1– xpelarut)
P = P°
· xterlarut
1. Tekanan uap jenuh
air pada suhu 100 °C adalah 72 cmHg. Berapa tekanan uap jenuh
larutan urea,
CO(NH2)2 40% pada suhu yang sama, bila diketahui Mr urea = 60 dan
Ar air = 18?
Jawab:
Larutan urea 40% = 40
gram urea dalam 100 gram larutan
= 40 gram urea + 60
gram air
nu ea = = mol
n 2O = = mol
xpela ut = =
P = Po
· xpelarut
= 72 ·
= 60 cmHg
atau...
xair = 1 – =
P = P°
xterlarut
C o n t o h 1.3
Keterangan:
P = penurunan
tekanan uap jenuh
Po =
tekanan uap jenuh pelarut air murni
xterlarut = fraksi
mol zat terlarut
xpelarut = fraksi
mol zat pelarut
= 72
= 12 cmHg
P = P°
– P
= 72 – 12 cmHg
= 60 cmHg
2. Sebanyak 20 gram
zat A (nonelektrolit) dilarutkan dalam 450 mL air, ternyata tekanan
uapnya sebesar 40
cmHg. Bila pada keadaan yang sama tekanan uap jenuh air adalah
40,2 cmHg, tentukan
massa molekul relatif (Mr) dari zat A tersebut!
Jawab:
A = mol
n 2O = mol
P = 40 cmHg
P° = 40,2
cmHg
P = Po
· xpelarut
40 = 40,2 ·
40 = 40,2 · 25
1.000 + = 1.005
= 5
r A = = 160
Urea, CO(NH2)2 dan
glukosa, C6H12O6 yang massanya sama masing-masing dilarutkan
dalam suatu pelarut
yang massanya juga sama. Bila tekanan uap jenuh air pada suhu
tertentu adalah Po
mmHg. Jelaskan manakah yang memiliki tekanan uap larutan paling
besar?
B. Kenaikan Titik
Didih (Tb)
dan Penurunan Titik Beku (Tf)
Titik didih suatu zat
cair adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh zat cair
Latihan 1.4
tersebut
sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar, maka
gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke permukaan
menuju fasa gas. Oleh karena itu, titik didih suatu zat cair bergantung pada
tekanan luar. Yang dimaksud dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu
titik didih pada tekanan 76 cmHg. Titik didih normal air adalah 100 oC. Pada
tekanan udara luar 1 atm, air mendidih pada suhu 100 oC (titik B). Pada
saat itu tekanan uap air juga 1 atm dan tekanan uap jenuh larutan masih di
bawah 1 atm (titik P). Agar larutan mendidih, maka suhu perlu diperbesar
sehingga titik P berpindah
ke titik E. Pada titik E tekanan uap jenuh larutan sudah mencapai
1 atm. Jadi pada titik E larutan mendidih dan suhu didihnya adalah titik
E′. selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut
kenaikan titik didih (Tb).
Tb = titik
didih larutan – titik didih pelarut
titik beku larutan
(titik F′) lebih rendah daripada titik beku pelarut (titik C).
selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan
titik beku (Tf).
Tf = titik beku
pelarut – titik beku larutan
Kenaikan titik didih
dan penurunan titik beku yang disebabkan oleh penambahan
zat terlarut dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Tb = m ·
Kb atau Tb =
Tf = m ·
Kf atau Tf =
dengan:
Tb = kenaikan
titik didih
Tf =
penurunan titik beku
Gambar 1.3 Diagram
P-T air dan larutan
Sumber: General
Chemistry, Principles and
Structure, James E.
Brady, 1990.
Air murni
Larutan
Suhu
Tekanan
F’ C B E’
Tf
Tb
Kb = tetapan
kenaikan titik didih molal (oC/m)
Kf = tetapan
penurunan titik beku molal (oC/m)
m =
molalitas
g = massa
zat terlarut (gram)
Mr = massa
rumus relatif zat terlarut
p = massa
pelarut (gram)
1. Sebanyak 36 gram
glukosa, C6H12O6 dilarutkan dalam 250 mL air. Bila Kb = 0,52 °C/m,
tentukan titik didih
larutan!
Jawab:
Tb = m ·
Kb
Tb =
Tb =
= 0,416 °C
Titik didih larutan
glukosa = 100 + 0,416 = 100,416 °C
2. Sebanyak 2,4 gram
urea, CO(NH2)2 dilarutkan dalam 50 mL air. Tentukan titik beku
larutan! Diketahui Kf
air = 1,86 °C/m; Ar C = 12, N = 14, O =16
Jawab:
Tf = m ·
Kf Tf =
Tf =
= 1,488 °C
Titik beku larutan
urea = (0 – 1,488) = –1,488 °C.
Bila massa glukosa,
C6H12O6 dan sukrosa, C12H22O11 sama, dilarutkan dalam pelarut
yang massanya sama,
dan Kb adalah tetapan kenaikan titik didih molal. Manakah
larutan yang memiliki
titik didih larutan lebih tinggi?
C. Tekanan Osmotik
Osmosis adalah
peristiwa perpindahan pelarut dari larutan yang konsentrasinya
lebih kecil (encer)
ke larutan yang konsentrasinya lebih besar (pekat) melalui
mem-bran
semipermeabel. Aliran zat cair dari larutan yang konsentrasinya
C o n t o h 1.4 mana contohnya?
Latihan 1.5
lebih
kecil menuju larutan yang konsen-trasinya lebih besar melalui membrane semipermeabel
akan terhenti, bila telah terjadi kesetimbangan konsentrasi antara kedua larutan
tersebut. Tekanan smotik () adalah besarnya tekanan yang harus diberikan
pada suatu larutan untuk mencegah mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam
larutan melalui membran semipermeabel. Besarnya tekanan osmotik larutan encer
memenuhi persamaan yang sesuai dengan persamaan gas ideal, yaitu Dalam suatu
sistem osmosis, larutan yang memiliki tekanan osmosis sama disebut isotonik,
bila tekanan osmotiknya lebih kecil dibandingkan larutan yang lain disebut hipotonik,
sedangkan bila tekanan osmotiknya lebih besar dibandingkan larutan yang lain
disebut hipertonik.
1. Sebanyak 17,1 gram
gula tebu, C12H22O11 dilarutkan dalam air, sehingga volumenya
menjadi 500 mL. Bila Ar
C = 12; O =16; H = 1, berapa tekanan osmotiknya pada suhu
27 oC?
J wa :
atm
2. Berapa gram urea,
CO(NH2)2 yang terlarut dalam 200 mL larutan agar isotonik dengan
18 gram glukosa,
C6H12O6 yang terlarut dalam 500 mL larutan pada keadaan yang
sama? (Ar C =
12, O = 16, N = 14, H = 1)
Jawab:
murea = mglukosa
C o n t o h 1.5
larutan gula setelah
beberapa waktu air murni Sebelum osmosis Setelah osmosis air murni membrane semipermeabel
H2O larutan gula terlarut tekanan osmotic ( )
Keterangan:
( ) = tekanan osmotik
C = M =
konsentrasi (mol/L)
R = tetapan
gas
T =
temperatur mutlak (K)
M · R ·
T = M R ·
Jadi, massa urea adalah
2,4 gram.
Jelaskan apakah kedua
larutan berikut ini isotonik, bila 6 gram urea, CO(NH2)2 yang
terlarut dalam 500 mL
larutan dan 36 gram glukosa, C6H12O6 yang terlarut dalam 1
liter larutan pada
suhu yang sama?
1.4 Sifat Koligatif
Larutan Elektrolit
Untuk
larutan elektolit, ternyata memiliki harga sifat koligatif larutan yang lebih
tinggi daripada larutan yang nonelektrolit untuk konsentrasi yang sama. Untuk konsentrasi
yang sama, larutan elektrolit akan mengandung jumlah partikel yang lebih banyak
daripada larutan nonelektrolit. Harga sifat koligatif larutan elektrolit
dipengaruhi oleh
faktor Van’t Hoff (i).
i = {1 + (n-1)}
dengan:
n = jumlah
ion
= derajat ionisasi
Untuk n = 2
(biner)
n = 3
(terner)
n = 4
(kuartener)
n = 5
(pentaner)
Untuk = 1
(elektrolit kuat)
= 0 (nonelektrolit)
0 < < 1
(elektrolit lemah)
maka persamaan sifat
koligatifnya dirumuskan:
P = xterlarut
· P°· i
Tb = m ·
Kb · i
Tf = m ·
Kf · i
Latihan 1.6
= M · R ·
T · i
1. Sebanyak 12 gram
asam asetat, CH3COOH dilarutkan dalam 250 mL air. Bila larutan
tersebut terionisasi
sebanyak 60%, tentukan titik didih larutan! (Kb = 0,52; Ar C = 2,
O = 16, H = 1)
Jawab:
Tb = m ·
Kb · i
Tb = . . 0,52{1
+ 0,6(2 – 1)}
Tb = 0,4 .
0,52 . (1,6)
Tb = 0,33ºC
Jadi, titik didih
larutan CH3COOH = (100 + 0,33) = 100,33 °C.
2. Sebanyak 2,22 gram
CuCl2 dilarutkan dalam 500 mL air. Bila larutan CuCl2 terionisasi
sempurna, tentukan
titik beku larutan! (Kf = 1,86; Ar Ca = 40, Cl = 35,5)
Jawab:
Tf = m ·
Kf · i
Tf = · · {1
+ 1( 3 – 1)}
Tf = 0,02 ·
2 · 1,86 (3)
Tf = 0,223 °C
Jadi, titik didih
larutan CuCl2 = (0 – 0,223) = –0,223 °C.
3. Berapa gram garam
dapur, NaCl yang terlarut dalam 400 mL larutan agar isotonik
dengan 12 gram urea,
CO(NH2)2 yang terlarut dalam 500 mL larutan pada suhu yang
sama? (Ar Na =
23, Cl = 35,5, C = 12, h = 1, O = 16)
Jawab:
mNaCl =
M · R ·
T · i = M · R T i
. . { 1 + 1 (2
– 1) = .
= 4,68 gram
Jadi, massa NaCl =
4,68 gram
A. Tujuan
Menentukan titik beku
beberapa larutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Alat dan Bahan
1. gelas kimia 500 mL
7. larutan
urea 1 m
2. tabung reaksi dan
raknya 8. larutan
urea 2 m
3. termometer 9. larutan
NaCl 1 m
4. pengaduk gelas 10.
larutan NaCl 2 m
5. sendok makan 11. air
suling
6. es batu secukupnya
12. garam
dapur
C. Langkah Kerja
1. Siapkan gelas
kimia ukuran 500 mL dan masukkan butiran es batu ke dalamny
hingga tinggi gelas
kimia tersebut.
2. Tambahkan 8 sendok
makan garam dapur dan 2 sendok makan air, kemudian aduk
hingga bercampur
rata. Campuran ini dinamakan campuran pendingin.
3. Masukkan 3 mL air
suling ke dalam tabung reaksi dan masukkan ke dalam campuran
pendingin.
4. Aduklah tabung
reaksi tersebut dengan gerakan naik-turun hingga membeku.
5. Setelah air suling
membeku, keluarkan dari campuran pendingin dan biarkan
sebagian mencair.
Gantilah pengaduk gelas dengan termometer dan aduklah air
suling yang sebagian
mencair tersebut dengan gerakan naik-turun menggunakan
termometer.
6. Bacalah skala suhu
yang ditunjukkan pada termometer dan catatlah.
7. Ulangi langkah no.
2-6 dengan larutan yang berbeda, yaitu larutan urea 1 m dan 2
m masing-masing
sebanyak 20 mL dan larutan NaCl 1 m dan 2 m masing-masing
sebanyak 20 mL.
8. Bila es batu dalam
campuran pendingin telah banyak yang mencair, buatlah
campuran pendingin
baru dengan cara yang sama.
D. Hasil Pengamatan
1. Berapa titik beku
air suling?
2. Buatlah datanya!
3. Apa fungsi garam
dapur yang terdapat dalam campuran pendingin?
4. Bagaimana pengaruh
konsentrasi larutan terhadap titik beku larutan dan penurunan
titik bekunya?
E. Tugas
Berilah kesimpulan
hasil percobaan tersebut!
Rangkuman
1. Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat
terlarut, tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif
larutan meliputi
empat sifat, yaitu: penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku,
dan tekanan osmotik.
2. Molalitas
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1.000 gram) pelarut.
Molalitas dapat
dirumuskan:
atau dapat juga
ditulis:
3. Fraksi mol
menyatakan perbandingan mol suatu zat dengan jumlah mol
campuran.
Misal a mol
zat p dicampurkan dengan b mol zat q, maka:
4. Penurunan tekanan
uap jenuh adalah selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni
dengan tekanan uap
jenuh larutan.
P = P°
– P
5. Kenaikan titik
didih (Tb) :
Tb = titik
didih larutan – titik didih pelarut
6. Penurunan titik
beku (Tf):
Tf = titik
beku pelarut – titik beku larutan
Rangku-
Keterangan: m =
molalitas
n = mol zat
terlarut
p = massa
pelarut (kg)
xp + xq =
1
7. Kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku yang disebabkan oleh penambahan
zat terlarut dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Tb = m .
Kb atau Tb =
Tf = m .
Kf atau Tf =
Keterangan:
Tb = kenaikan
titik didih
Tf =
penurunan titik beku
Kb = tetapan
kenaikan titik didih molal (oC/m)
Kf = tetapan
penurunan titik beku molal (oC/m)
m =
molalitas
g = massa
zat terlarut (gram)
Mr = massa
rumus relatif zat terlarut
p = massa
pelarut (gram)
8. Tekanan osmotik
adalah besarnya tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan
untuk mencegah
mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui
membran
semipermeabel.
Besarnya tekanan
osmotik larutan encer memenuhi persamaan yang sesuai dengan
persamaan gas ideal,
yaitu:
Bila g gram
zat terlarut dilarutkan dalam V mL, maka dapat juga digunakan rumus
berikut.
soal uji kompetensi
I.Berilah tanda
silang (x) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling tepat!
Keterangan:
ᴫ = tekanan osmotik
(atm)
M = molaritas (mol.L–1)
n = jumlah mol
R = tetapan gas = 0,082
L.atm/mol.K
V = volume larutan
(liter)
T = suhu mutlak (K)
g = massa terlarut
(gram)
1. Larutan yang
mengandung 20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air (massa
jenis air 1g/mL)
mendidih pada suhu 100,52 °C. Jika Kb air = 0,52 °C, maka Mr
zat nonelektrolit
tersebut adalah … .
A. 20 D. 150
B. 40 E. 200
C. 100
2. Penambahan 5,4
gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air ternyata
menurunkan titik beku
sebesar 0,24 °C. Jika Kf air = 1,86 °C, maka Mr zat tersebut
adalah … .
A. 8,04 D. 108,56
B. 12,56 E. 139,50
C. 60,96
3. Sebanyak 500 mL
larutan yang mengandung 17,1 gram zat nonelektrolit pada
suhu 27 °C mempunyai
tekanan osmotik 2,46 atm.
Jika R = 0,082
L.atm.mol–1K–1, maka Mr zat nonelektrolit tersebut adalah ... .
A. 90 D. 278
B. 150 E. 342
C. 207
4. Sebanyak 60 gram
urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 72 gram air (Mr = 18). Jika
tekanan uap pelarut
murni pada suhu 20 °C adalah 22,5 mmHg, maka tekanan
uap larutan pada suhu
tersebut adalah … .
A. 4,5 mmHg D. 22,5 mmHg
B. 9,0 mmHg E. 29 mmHg
C. 18 mmHg
5. Data percobaan
penurunan titik beku sebagai berikut.
Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan titik beku tergantung
pada ... .
A. jenis zat terlarut D. jenis partikel zat terlarut
B. konsentrasi molal
larutan E. jumlah partikel zat
terlarut
C. jenis pelarut
6. Urea seberat 2,4
gram dilarutkan ke dalam air sampai volume 250 cm3 pada suhu
27 °C (Mr urea
= 60 dan R = 0,082 L.atm.mol–1.K–1 ). Tekanan osmotik larutan
Larutan Konsentrasi
(molal) Titik Beku (ºC)
NaCl 0,1 –0,372
NaCl 0,2 –0,744
CO(NH2)2 0,1 –0,186
CO(NH2)2 0,2 –0,372
C6H12O6 0,1 –0,186
tersebut adalah … .
A. 3,936 atm
B. 4,418 atm
C. 7,872 atm
D. 15,774 atm
E. 39,360 atm
7. Di antara kelima
larutan di bawah ini, yang titik bekunya paling tingi adalah
larutan … .
A. Na2CO3 0,3 M
B. CH3COOH 0,5 M
C. glukosa 0,8 M
D. Mg(NO3)2 0,2 M
E. CuSO4 0,2 M
8. Di antara larutan
0,01 M di bawah ini, yang mempunyai tekanan osmotik paling
tinggi adalah … .
A. NaCl
B. C12H22O11
C. BaCl2
D. CO(NH2)2
E. [Cr(NH3)4Cl2]Cl
9. Untuk menaikkan
titik didih 250 mL air menjadi 100,1 °C pada tekanan 1 atm
(Kb = 0,50),
maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah … .
A. 684 gram
B. 171 gram
C. 86 gram
D. 17,1 gram
E. 342 gram
10. Suatu larutan
diperoleh dari melarutkan 6 gram urea (Mr = 60) dalam 1 liter air.
Larutan yang lain
diperoleh dari melarutkan 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam
1 liter air. Pada
suhu yang sama, tekanan osmotik larutan pertama dibandingkan
terhadap larutan
kedua adalah ... .
A. sepertiga larutan
kedua
B. tiga kali larutan
kedua
C. dua pertiga kali
larutan kedua
D. sama seperti
larutan kedua
E. tiga perdua kali
larutan kedua
11. Suatu zat
nonelektrolit (Mr = 40) sebanyak 30 gram dilarutkan dalam 900 gram
air, penurunan titik
beku larutan ini adalah –1,550 °C. Massa zat tersebut yang
harus ditambahkan ke
dalam 1,2 kg air agar diperoleh larutan dengan penurunan
titik beku yang
setengahnya dari penurunan titik beku di atas adalah ... .
A. 10 gram
B. 15 gram
C. 20 gram
D. 45 gram
E. 80 gram
12. Suatu larutan
urea dalam air mempunyai penurunan titik beku 0,372 °C. Bila Kf
molal air = 1,86 °C
dan Kb molal air = 0,52 °C, maka kenaikan titik didih larutan
urea tersebut adalah
… .
A. 2,60 °C
B. 1,04 °C
C. 0,892 °C
D. 0,104 °C
E. 0,026 °C
13. Dalam 25 gram air
dilarutkan 3 gram urea, CO(NH2)2. Jika Kf air = 1,86 °C dan
Ar N = 14, C
= 12, O = 16, H = 1, maka titik beku larutan urea tersebut jika titik
beku air 0 °C ... .
A. –5,6 °C
B. –3,72 °C
C. –1,86 °C
D. –0,9 °C
E. –0,36 °C
14. Jika 10 gram zat
di bawah ini dilarutkan dalam 1 kg air, maka zat yang akan
memberikan larutan
dengan titik beku paling rendah adalah ... .
A. etanol, C2H5OH
B. gliserin, C3H8O3
C. glukosa, C6H12O6
D. metanol, CFraksi
molH3OH
E. semua zat tersebut
memberikan efek yang sama.
15. Kenaikan titik
didih molal air = 0,5 °C. Jika 1 gram H2SO4 dilarutkan dalam
1.000 gram air dan
dipanaskan, maka akan mendidih pada suhu … .
A. 100 °C
B. 100,5 °C
C. 101°C
D. 101,5 °C
E. 102 °C
II. Kerjakan
soal-soal berikut ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud
dengan sifat koligatif larutan?
2. Bagaimana pengaruh
zat terlarut yang sukar menguap dalam larutan terhadap
tekanan uap pelarut?
3. Tekanan uap jenuh
air pada 100 °C adalah 760 mmHg. Berapa tekanan uap jenuh
larutan glukosa 10%
pada 100 °C? (Ar C = 12, O = 16, H = 1)
4. Apa yang dimaksud
dengan penurunan titik beku larutan?
5. Sebanyak 18 gram
glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukan
titik didih larutan
itu jika diketahui Kb air = 0,52 °C!
6. Larutan 3 gram
suatu zat X dalam 100 gram air mendidih pada 100,26 °C. Jika
Kb air = 0,59
°C, tentukan massa molekul relatif zat X tersebut!
7. Apakah yang
dimaksud dengan tekanan osmotik?
8. Berapa tekanan
osmotik larutan sukrosa 0,0010 M pada suhu 25 °C?
9. Sebutkan kegunaan
pengukuran tekanan osmotik!
10. Supaya air
sebanyak 1 ton tidak membeku pada suhu –5 °C, ke dalamnya harus
dilarutkan garam
dapur yang jumlahnya tidak boleh kurang dari berapa?
(Kf air = 1,86 °C, Mr NaCl =
58,5)

Sifat
koligatif larutan adalah
sifat larutan yang tidak bergantung pada
jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua
jenis,yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit
Dengan
mempelajari sifat koligatif larutan, akan menambah pengetahuan kita tentang
gejala-gejala di alam, dan dapat di manfaatkan untuk kehidupan, misalnya:
mencairkan salju di jalan raya, menggunakan obat tetes mata atau cairan infuse,
mendapatkan air murni dari air laut, menentukan massa molekul relative zat
terlarut dalam larutan, dan masih banyak lagi.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi
larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non
elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun
konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai
menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi
ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif
larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.